Oleh Dina Muthmainnah (Disertasi Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, 2013) dibimbing oleh Prof. Dr. Zulkifli Dahlan, M.Si., DEA., Co-Promotor I, Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto, M.Agr.Sc., Co-Promotor II, Dr. Abdul Karim Gaffar, S.U.; Co-Promotor III, Dr. Ir. Dwi Putro Priadi, M.Sc.
Rawa lebak merupakan ekosistem yang dinamis karena adanya perubahan dua arah dari sistem akuatik ke sistem terestrial yang dipengaruhi oleh faktor-faktor hidrologi, mutu air, vegetasi dan fauna (ikan, reptil, burung). Jasa ekosistem rawa telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti perikanan, sumber air baku, peternakan, pertanian, transportasi. Pengembangan rawa lebak masih tertinggal dibandingkan dengan agroekosistem lainnya. Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya data dan informasi mengenai ekosistem rawa lebak, termasuk ekosistem perairan rawa lebak Pampangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk (i) mempelajari tipologi rawa lebak didasarkan atas karakteristik ekologi dan pemanfaatannya dan (ii) merumuskan pola pengelolaan rawa berbasis ekosistem dan keterpaduan (integrated system) antara pertanian tanaman pangan, perikanan dan peternakan dengan memanfaatkan potensi alamiah yang berwawasan lingkungan dan berkeadilan. Penelitian dilaksanakan dari September 2011 hingga Desember 2012, yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: (i) tahap pertama, pengumpulan data hidrologi, ekologi perairan, pemanfaatan, sosial, ekonomi dan budaya;(ii) tahap II, meliputi analisis fakta dari data hidrologi dan ekologi hasil penelitian tahap pertama untuk merumuskan sistem pengelompokan/tipologi rawa lebak; dan (iii) tahap III, pembuatan rumusan model pengelolaan masing-masing tipe rawa lebak dengan memasukkan faktor sosial, ekonomi dan budaya yang ada di tipe rawa lebak tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rawa lebak dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe yaitu rawa lebak banjiran, rawa lebak tadah hujan dan rawa lebak campuran. Rawa lebak banjiran airnya bersumber dari limpahan anak Sungai Komering (Batanghari Air Padang), air bersifat agak masam (pH 5,5 – 6), jenis ikan didominasi oleh ikan putihan, vegetasi umumnya tanaman pekarangan, terdapat pemanfaatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, sawah lebak, padang gembala kerbau, di sekitar rawa berupa pemukiman. Rawa lebak tadah hujan merupakan cekungan, sumber air utama dari air hujan, air berwarna coklat hitam, air bersifat masam (pH 4,5), jenis ikan didominasi oleh ikan hitam (ikan rawa), vegetasi rumputan dan tanaman bawah, hanya terdapat pemanfaatan perikanan tangkap, musim kemarau bagian rawa yang kering ditanami semangka dan padang gembala kerbau, di sekitar rawa terdapat pemukiman, kebun karet dan hutan rawa sekunder (hutan gelam). Rawa lebak campuran merupakan dataran rendah, sumber air baik dari limpahan Sungai Batanghari Air Padang maupun aliran dari rawa lebak tadah hujan, air berwarna kecoklatan, ditemukan ikan campuran putihan dan hitaman, vegetasi rumputan, hanya terdapat pemanfaatan perikanan tangkap dan pengembalaan kerbau, musim kemarau hanya beberapa lajur anak sungai yang berair, sekitar rawa terdapat pemukiman, hutan sekunder dan kebun karet. Model pengelolaan rawa lebak Kecamatan Pampangan dianalisis dengan melihat keterkaitan faktor internal dan eksternal. Pengelolaan rawa lebak banjiran diarahkan pada penyeimbangan produktivitas alami dengan tingkat eksploitasi serta kesetaraan antar pengguna petani, nelayan dan peternak. Pada rawa lebak tadah hujan diarahkan pada mempertahankan kekhasan ekosistem dengan pemafaatan bagi sektor perikanan, pertanian dan peternakan tanpa mengubah tata air, vegetasi dan habitat satwa liar. Pengelolaan rawa lebak campuran diarahkan pada peningkatan efisiensi pemanfaatan air dengan menyediakan lebung dan penyerasian pola tanam dengan daur banjir. Dari penelitian ini yang meliputi aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya dapat disusun model pengelolaan rawa lebak. Pengelolaannya dapat disusun berdasarkan pada prinsip efisiensi, pemerataan dan keberlanjutan oleh suatu lembaga pengelola yang bersifat partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan Pemerintah Daerah. Untuk penelitian lanjutan perlu dikaji sistem konservasi yang sesuai dengan dinamika ekosistem rawa lebak di Sumatera Selatan.
Kata kunci: tipologi rawa lebak, model pengelolaan, rawa Lebak Pampangan, Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan
Leave A Comment