Oleh Henny Novianti – (Thesis M.Si Sriwijaya University, 2011), Supervised by Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto, PhD, M.Agr.Sc; Ir. Ari Siswanto, MCRP.
Sub DAS Bendung merupakan salah satu dari 19 sistem drainase yang ada di Kota Palembang, yang berada pada kawasan I dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Saat ini kondisi sistem drainase ini cukup memprihatinkan, karena di setiap musim hujan pada wilayah ini selalu terjadi banjir.
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan pada 7 lokasi sub DAS Bendung, lebar saluran drainase pada sub DAS Bendung antara 5,8 m – 13,5 m, dengan kedalaman 1 m – 3,35 m. Peningkatan jumlah penduduk pada wilayah ini mendorong meningkatnya perubahan pemanfaatan lahan untuk pembangunan pemukiman, perkantoran, jasa dan perdagangan yang sebagian besar berada dalam sempadan sungai.
Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan sub DAS Bendung dalam menampung dan mengalirkan air, sehingga daerah ini merupakan dataran banjir. Terlebih karena kondisi topografi yang relatif datar, mengakibatkan lambatnya laju aliran air menuju saluran drainase primer, sehingga menimbulkan terjadinya banjir dan genangan pada sebagian besar wilayah sub DAS Bendung.
Kondisi saluran sub DAS Bendung pada lokasi pengamatan umumnya sama, yakni kondisi saluran yang kurang baik, banyak endapan sedimen serta tumpukan sampah sepanjang saluran, kerusakan pada pintu air, serta arah aliran yang tidak jelas dan tidak dapat mengalirkan air menuju saluran drainase primer. Pada saat musim hujan, ketinggian genangan rata-rata pada beberapa lokasi antara 50 – 60 cm dengan lama genangan lebih dari 1 hari. Diperlukan pendekatan teknis, pendekatan ekonomi dan pendekatan institusi dalam menanggulangi dan mengatasi banjir pada Sub DAS Bendung.
Kata kunci: perubahan pemanfaatan Iahan, kondisi saluran, banjir
Leave A Comment