Oleh Dianita Ekawati (Disertasi Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, 2014) dibimbing oleh Prof. Dr. dr. Tan Malaka, MOH., DrPH., SpOK., HIU. Co-Promotor I, Prof. Dr. dr. H.M.T. Kamaluddin, M.Sc., Sp.FK. Co-Promotor II, Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc. Co-Promotor III, Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto, M.Agr.Sc.
Penyakit menular yang ditularkan melalui air sudah menjadi masalah prioritas kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana angka kejadian dan kematiannya terjadi dalam waktu yang singkat. Penyebaran penyakit ini terkait dengan aktivitas manusia, di antaranya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, pembangunan bendungan dan perubahan iklim.
Tujuan penelitian untuk menemukan pola penyebaran penyakit yang menular melalui air dan hubungannya dengan sanitasi lingkungan di daerah lahan basah Telang, Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini melalui 3 tahapan dimana tahap I survei faktor risiko lingkungan; tahap kedua pengamatan frekwensi penyakit dan tahap ketiga analisis hubungan faktor risiko dengan terjadinya penyakit diare. Lokasi penelitian di 3 desa di wilayah kerja Puskesmas Telang Jaya yakni Desa Telang Jaya, Telang Karya dan Telang Rejo. Penelitian ini menggunakan desain case control studi, dengan sampel sebesar 300 orang dengan rincian kasus 100 orang dan kontrol 200 orang. Kasus adalah penduduk yang menderita sakit diare, yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan dan bertempat tinggal di lokasi penelitian, sedangkan kontrol adalah penduduk yang sehat dan atau tidak menderita sakit diare/penyakit terkait air, yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan dan bertempat tinggal di lokasi penelitian. Analisa pola penyebaran penyakit berdasarkan orang, tempat dan waktu.
Hasil menunjukkan sumber air domestik terbesar yang di pergunakan masyarakat adalah air hujan (43,33 %) dan air kolam (37,14%.) Pada saat musim kemarau air domestik, jumlahnya kurang untuk kebutuhan sehari-hari. Penyakit diare dan penyakit kulit adalah waterbone disease yang terbesar, dengan incidence rate diare tertinggi di Desa Telang Jaya pada bulan Juli 2011. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya penyakit diare di daerah lahan basah Telang Kabupaten Banyuasin adalah ketersediaan air berisiko 3,461 kali; sanitasi 2,768 kali dan rumah sehat dengan risiko 2,757 kali. Pola penyebaran berdasarkan waktu di daerah Telang berfluktuasi dengan kasus tertinggi terjadi di minggu ke-39 dan terendah di minggu ke-6 pengamatan. Pola penyebaran berdasarkan tempat diperoleh hasil kasus diare tertinggi terjadi di daerah Telang Jaya dengan Incidence rate 1,71% dan pola penyebaran berdasarkan orang yakni perempuan lebih banyak menderita diare dibandingkan laki-laki, umur 36-50 tahun sebesar 35% menderita diare.
Kesimpulan: Sumber air domestik yang dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga di ekosistem lahan basah Telang secara kualitas tidak sesuai dengan baku mutu lingkungan dan jumlahnya kurang tersedia terutama di musim kemarau sehingga menimbulkan risiko terjadinya penyakit diare yang tinggi di daerah lahan basah Telang. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya penyakit diare di daerah lahan basah Telang Kabupaten Banyuasin adalah ketersediaan air, sanitasi, rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Disarankan penyediaan air bersih yang mencukupi, pembangunan rumah agar memenuhi syarat kesehatan, sanitasi lingkungan lebih diperhatikan dan penyuluhan pentingnya PHBS.