oleh Momon Sodik Imanuddin

Abstrak

Reklamasi Rawa Pasang Surut Sumatera Selatan untuk pertanian di lakukan sejak tahun 1969. Dalam kurun waktu perjalanan selama kurang lebih 30 tahun pembangunan reklamasi rawa, maka beberapa daerah menunjukkan keberhasilan yang nyata, namun masih banyak juga daerah yang belum optimal. Kunci sukses pertanian daerah rawa adalah bagaimana petani mampu menyediakan air di petak tersier untuk kebutuhan tanaman dan pencucian senyawa racun. Penyediaan air sendiri tentu sangat tergantung kepada keberadaan infrastruktur sarana-prasarana pengairan di masing-masing daerah. Saat ini seringkali terjadi penyeragaman sistem jaringan beserta bangunan tata airnya, padahal masing-masing tipologi lahan rawa berbeda baik dari segi fisik tanah, kemampuan suplai air, dan sistem pertanian yang di usahakan.

Berdasarkan uji coba dan kajian di lapangan maka dalam makalah ini akan di sajikan berbagai pilihan kebutuhan sarana dan prasarana sistem tata air untuk masing-masing tipologi lahan di daerah reklamasi rawa pasang surut. Beberapa pertimbangan diatas diberikan menyangkut aspek teknis, sosial dan kondisi fisik lingkungan lahan. Dari hasil uji coba di lapangan maka dapat disimpulkan untuk peningkatan jaringan pada daerah tipologi A adalah rehab saluran SPD/SDU, pemasangan tanggul untuk daerah dekat sungai alam, rehab saluran tersier, dan pemasangan pintu tipe gorong-gorong fiber kombinasi dengan pintu keleb. Untuk tipologi lahan B adalah dengan rehab SPD/SDU, pemasangan pintu air tersier tipe keleb fiber, dan peningkatan disain bangunan pintu air tersier agar tidak bocor. Sementara untuk tipologi lahan C konsep pengelolaan air adalah penahanan dan kombinasi dengan pencucian (drainase terkendali). Peningkatan jaringan adalah dengan rehab saluran SPD dan SDU, pemasangan pintu air ditingkat SDU, sementara kebutuhan bangunan air di tingkat tersier adalah tipe pintu stopolog.

Kata kunci: Rawa Pasang Surut, bangunan air, sistem jaringan.