oleh: Yulifa Handayani/Mahasiswi Program Studi Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Di bimbing oleh: Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto, M.Agr.Sc dan Dr. Fauziah, S.Pi.
Abstrak
Perubahan lahan yang disebabkan oleh tingginya konsentrasi dan laju sedimentasi, dapat menimbulkan penurunan fungsi ekologis. Sedimentasi dapat mengakibatkan terbentuknya tanah timbul (kosong) yang semakin lama semakin mengurangi luasan perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Maret 2009. Metodologi yang dipergunakan adalah survey lapangan dan analisis perubahan lingkungan menggunakan data Citra Satelite Landsat. Analisis perubahan lingkungan berdasarkan data citra dilakukan dengan cara groundtruthing data hasil analisis citra dengan data lapangan, sedangkan untuk data pendukung (salinitas, suhu, kedalaman perairan, kecerahan, kecepatan dan arah arus, sedimen tersuspensi (MPT), sedimen (substrat) dasar dan laju sedimentasi dilakukan pengambilan sampel di lapangan dan analisis laboratorium.
Lokasi yang mengalami perubahan yaitu Pulau Ekor Tikus, Pulau Payung, kawasan Tanjung Api-api, Muara Sungai Bungin, dan kawasan Tanjung Sere. Kecepatan rata-rata perubahan luasan mangrove sebesar 4,89%, dengan rata-rata laju sedimentasi yang terjadi di setiap lokasinya yaitu Pulau Ekor Tikus sebesar 1,079 sampai 5,298 kg/m²/hari, pulau Payung sebesar 3,116 kg/m²/hari, kawasan Tanjung Api-api sebesar 1,340 sampai 1,454 kg/m²/hari, kawasan muara sungai Bungin sebesar 0,216 kg/m²/hari, kawasan Tanjung Sere sebesar 0,147 kg/m²/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor oseanografi yang sangat mempengaruhi tingkat sedimentasi dan perubahan lahan di wilayah pesisir Banyuasin yaitu kecepatan arus pasang surut yang berkisar antara 0,05 – 0,33 m/dt, dengan variasi MPT berkisar 0,124 – 1,051 gr/l.
Kata kunci: Perubahan Lahan, Sedimentasi, Muara Sungai Banyuasin, Citra Satelit Landsat.
Leave A Comment