Oleh Hasmawaty AR ((Disertasi Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, 2010) dibimbing oleh Dr. Ir. H. M. Fraizal, DEA. Co-Promotor I, Prof. Dr. Ir. H. M. Said, M.Sc. Co-Promotor II, Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto, M.Agr.Sc.
Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2005 telah menetapkan Tanjung Api-api sebagai area pengembangan kawasan pelabuhan dan industri. Area ini mampu menyediakan ruang sekitar 8.000 ha untuk berbagai macam industri, mayoritasnya industri agro. Keberadaan industri direncanakan di Kecamatan Muara Telang dan Banyuasin II, letaknya dekat Sungai Telang, dan dekat wilayah hutan lindung. Lahan di kawasan tersebut adalah lahan basah yang sangat dipengaruhi pasang surut air laut. Berbagai kegiatan industri yang di rencanakan di daerah ini diprediksi akan menghasilkan air limbah yang mengandung zat organik dan anorganik yang dapat merusak ekosistem lahan basah, seperti rusaknya hutan bakau, tercemarnya sungai dan terganggunya pelabuhan. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang terpadu sehingga lebih efisien dan efektif. Penelitian ini bertujuan membuat model pengolahan limbah secara terpadu untuk industri agro. Tahapan treatment melalui primary dan secondary, penyelesaian perhitungan dengan menggunakan aplikasi program Java versi net beans 6,8. Untuk aplikasi ini, data yang dipakai diambil dari sampel air limbah di influent beberapa IPAL industri agro di Gasing. Sebagai standar Baku Mutu Air Limbah industri diacu dari Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2005. Besarnya batas aman beberapa variabel unit treatment yang diinginkan, diperoleh dengan cara menstimulasikan data dari Lycon. Hasil perhitungan diperoleh parameter output dari instalasi pengolahan air limbah terpadi di kawasan tersebut sebagai berikut: flowrate air limbah di effluent yang akan dibuang ke sungai sebesar 1,75X105 ton/hari, total suspended solid sebesar 87,16 mg/L, dan biochemical oxygen demand sebesar 32 mg/L. Dan hasil simulasi variabel untuk rancangan instalasi pengolahan air limbah diperoleh batas aman di antaranya: over flow di primary clarifier > 50 m3/m2hr, temperatur di unit ariasi dan temperatur di clarifier sebesar 30 °C, overflow pada proses secondary clarifier <16 m3/m2/hr, rata-rata mixed liquid suspended solis (SMLSS) > 5000 mg/L, aliran recycle ke reaktor <10.000 mg/L, dan residence time reaktor 14 jam.