Oleh Beni Hamka (Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2009) Dibimbing :  Dr. Robiyanto Hendro Susanto. M.Agr.Sc. dan Momon Sodik Imanuddin. SP. M.Sc.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman nilai keterhantaran hidraulik tanah dan fluktuasi muka air pada petak tersier TC 4 P8 12S, serta menentukan beberapa sifat fisik tanah (tekstur, ruang pori total dan bobot isi) yang berpengaruh terhadap nilai keterhantaran hidraulik tanah di Desa Telang Karya, Delta Telang I, Kabupaten Banyuasin.
Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai Maret 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai tingkat detail, menggunakan peta dasar dengan skala 1 : 5000.
Pengambilan contoh tanah dan pengukuran muka air tanah dilakukan dengan sistim grid/jalur dengan jarak 100 m dan kedalaman masing-masing lubang adalah 120 cm, pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik yang mempengaruhi nilai keterhantaran hidraulik dilokasi penelitian, warna tanah didominasi oleh warna coklat pada kedalaman 0-30 cm dan warna coklat gelap yang mendominasi pada kedalaman 30-60 cm, tekstur didominasi oleh kelas tekstur lempung, nilai ruang pori total tertinggi pada kedalaman 0-30 cm terdapat pada titik T1 sebesar 74,41 % dan terendah pada titik T10 sebesar 52,70 %, dan nilai ruang pori total pada kedalaman 30-60 cm tertinggi terdapat pada titik T1 sebesar 71,73 % dan terendah terdapat pada titik T12 sebesar 57,37 %, nilai bobot isi tertinggi pada kedalaman 0-30 cm terdapat pada titik T11 sebesar 1,25 g cm-1 dan terendah terdapat pada titik T1 sebesar 0,76 g cm-1.
Fluktuasi muka air tanah Desa Telang Karya didominasi dengan lahan tipe A. Sementara berdasarkan fluktuasi muka air tanah terdapat variasi dari masing-masing petak sawah dalam satu petak tersier. Nilai muka air tanah pada lokasi penelitian sejak bulan April 2006 – Maret 2008, nilai tertinggi terdapat pada OT4.1 yaitu sebesar 0,149 m MSL sedangkan nilai muka air terendah terdapat pada OT4.5 0,399 m MSL, kondisi tergenang pada lokasi penelitian terjadi pada bulan April 2006, November 2007 – Mei 2007 dan bulan November 2007 – Maret 2008. Nilai muka air di saluran tersier pada lokasi penelitian sejak bulan April 2006 – Maret 2008, nilai tertinggi terdapat pada GT4.3 yaitu 1,306 m MSL (mean sea level) sedangkan nilai muka air tanah terendah terdapat pada GT4.1 yaitu 0,446 m MSL. Nilai muka air di Saluran Sekunder pada lokasi penelitian sejak bulan April 2006 – Maret 2008, nilai tertinggi terdapat pada GS4.2 yaitu 1,433 m MSL sedangkan nilai Muka Air di Saluran terendah terdapat pada GS4.1 yaitu 0,547 m MSL.
dalam metode ini ada auger hole dan inverse auger hole, metode auger hole saya sedikit mengerti. bagaimana dengan metode inverse auger hole apakah sama dengan auger hole ataukah beda, dari segi rumus, dan grafik pembacaan untuk nilai C kontanta nya.
terima kasih banyak