Oleh Irma Khurniyati (Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2012) dibimbing oleh Robiyanto H. Susanto, Momon Sodik Imanuddin.
Karakteristik Jaringan Tata Air dan Usahatani di Desa Banyu Urip (P17-6S) Delta Telang II Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tata air dan sistem usahatani serta memberikan rekomendasi sistem pengelolaan air dan sistem usahatani di lahan rawa pasang surut Desa Banyu Urip (P17-6S) Delta Telang II Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan luas lokasi penelitian 256 ha dan dilanjutkan dengan metode deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau gambar yang mewakili data serta hasil pengamatan pada masing-masing lokasi penelitian. Penentuan tempat pengamatan jaringan dilakukan di saluran pedesaan (SPD), saluran drainase utama (SDU), dan saluran tersier. Sedangkan data usahatani dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani. Dilakukan pula penentuan beberapa sifat fisik tanah ( warna, tekstur, pH) yang mewakili lahan seluas 256 ha. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan metode sampling, sebanyak 16 contoh tanah yaitu terdiri atas 2 petak tersier, yang terbagi dalam 4 titik pengamatan untuk tiap satu blok tersier, dalam satu titik pengamatan diambil dua lapisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tata air yang diterapkan di Desa Banyu Urip (P17-6S) adalah sistem sisir. Jarak antar saluran tersier yaitu 400 meter. Tata air mikro yang ada di P17-6S Desa Banyu Urip belum berfungsi dengan baik karena belum adanya pintu air dan gorong-gorong yang memadai di lahan tersebut, kondisi saluran yang kotor, dalam saluran yang dangkal, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang kurang berfungsi. Pola tanam padi di lokasi penelitian ini adalah satu kali tanam setiap tahunnya, menggunakan padi berumur tanam 4 bulan, kegiatan usahatani dimulai pada bulan September hingga bulan Februari, jumlah produksi 5-7 ton/ha. Pertanian di lokasi penelitian ini lebih mengandalkan air hujan dibanding air dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menjangkau lahan pertanian.Tekstur tanah di lokasi penelitian kebanyakan adalah lempung berliat. Sedangkan pH tanahnya rendah ,yaitu 5. Strategi pengelolaan dan pemeliharaan yang dapat dilakukan di lokasi penelitian ini mencakup kepada pemeliharaan saluran-saluran dan pembuatan bangunan pengatur air, selain itu dilakukan pemberdayaan Kelompok Petani maupun Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Kata kunci: Pasang surut, sistem tata air, usahatani.
Leave A Comment