Pengembangan daerah rawa di Indonesia tersebar di beberapa pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa Indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 hektar yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,2%) lahan pasang surut dan 13.296.770 hektar (39,8%) lahan rawa non-pasang surut (lebak). Dari luasan tersebut, total lahan rawa yang dikembangkan pemerintah adalah 1.8 juta ha dan oleh masyarakat sekitar 2.4 juta ha.
Sistim informasi sumberdaya air dan lahan rawa di Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya akan membantu penyedia informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air dan lahan rawa.
Pengembangan sistem data dan informasi melalui Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir (Pusatdatainfo Rawa dan Pesisir) telah dilakukan dan diharapkan sejalan dengan pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dalam memasuki era globalisasi dan pelaksanaan otonomi daerah.
Kegiatan pengembangan sistem informasi ini mempunyai misi untuk menghasilkan, mengembangkan, menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang berkaitan dengan daerah rawa dan pesisir khususnya dan pengairan pada umumnya dalam aspek-aspek teknik, sosial dan ekonomi.
Potensi dan kendala, target, tahapan pengembangan, dan hasil-hasil yang telah diperoleh dalam pengembangan Pusat data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir ini perlu disampaikan dan didiskusikan untuk menyusun rencana aksi dan tindak lanjut yang diperlukan.
Penggunaan rawa untuk kawasan tujuan konservasi baik berupa taman nasional, suaka alam, suaka margasatwa, hutan lindung, jalur hijau sangat diutamakan. Selain itu kawasan adaptasi lingkungan dan reklamasi rawa harus memperhatikan berbagai aspek yang memerlukan survai, investigasi, desain, pembebasan lahan, konstruksi. operasi dan pemeliharaan. Hal ini tentunya sangat memerlukan data dan informasi rawa dan pesisir yang akurat dan terkini.
Visi
Visi Pusdatainfo Rawa dan Pesisir adalah adalah wahana untuk menyatukan dan saling menukar data, informasi serta pengalaman tentang daerah rawa dan pesisir serta masyarakatnya sehingga pengelolaannya dapat menjadi lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Misi
Misi Pusdatainfo Rawa mempunyai misi untuk :
- Merangkum, mendokumentasikan dan menyebarkan informasi potensi sumberdaya rawa dan pesisir melalui teknologi informasi mutakhir.
Memberdayakan potensi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya rawa dan pesisir untuk memeperkuat basis ekonomi dan kesejahteraan daerah dalam pembangunan nasional - Melakukan pengkajian potensi sumberdaya rawa dan pesisir secara komprehensif dan integartif
- Menciptakan pusat unggulan untuk pengembangan sumberdaya rawa dan pesisir yang dikenal secara regional, nasional maupun internasional.
Tujuan
Tujuan Pusdatainfo Rawa mempunyai misi untuk :
- Memberikan gambaran tentang potensi, kendala, tantangan dan peluang daerah rawa dan pesisir dalam pembangunan;
- Mensosialisasikan “Pusat Data – Informasi daerah Rawa dan Pesisir” (Lowland-Wetland-Coastal Area Data Information Center) sebagai salah satu simpul keberhasilan manajemen daerah rawa dan pesisir di Indonesia;
- Mensosialisasikan Laboratorium lapang Terpadu Daerah Rawa dan Pesisir (Model Area) yang dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan-pengajaran, penelitian, pengembangan ilmu dan kegiatan pengabdian masyarakat;
- Menyusun rencana aksi dan tindak lanjut untuk Pemberdayaan Masyarakat secara holistik.
Hasil-hasil
Pengembangan Pusdatainfo Rawa dan Pesisir sudah dimulai sejak tahun 1995. Namun sosialisasi keberadaannya secara nasional baru dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan Hari Air Sedunia tahun 2000.
Sejauh ini, hasil-hasil yang telah dicapai dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Penelitian dan pengembangan ilmu;
- Pengabdian pada masyarakat;
- Seminar, lokakarya, konferensi (Regional, Nasional, Internasional);
- Pendidikan dan Pengajaran
- Pelatihan, Kursus dan Agro-Eco-Edu Wisata;
- Pengembangan Sumberdaya manusia;
- Pelatihan Nasional Manajemen Daerah Rawa thn 2002, 2003, bekerjasama dengan Dikti, Depdiknas;
- Program DD-Integrated Lowland Development and Manajemen Planning (DD-ILDM), Universitas Sriwijaya, Unesco-IHE Belanda;
- Program Master Doktor Lingkungan Lahan Basah;
- Pendampingan Program Rice Estate Telang I, UPGB Perum Bulog, KTM Telang;
- Pilot Area Manajemen Air dan Lahan Daerah Pasang Surut (LWMTL dan STLD) Indonesia-Belanda;
- Pilot Area Rehabilitasi Mangrove dan Silvo-Fishery;
- Manajemen Air dan Lahan untuk Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan;
- Pemberdayaan masyarakat rawa dan pesisir di Jambi, Riau, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kaltara untuk pangan, energi dan pelestarian lingkungan;
- Sarana-prasarana yang berupa : Gedung Pusdatainfo Rawa dan Pesisir, Gudang Arsip, Laboratorium Lapang Terpadu, Base-camps, sarana transportasi air dan peralatan kantor:
1) Kantor/ Perputakaan Pusdatarawa di Tridinanti (Lantai 2), Jl. Kapten Marzuki No 2446, Palembang 30129, Sumsel – Indonesia, Telp/ Fax : 62-711-313247, 369750
2) Gudang Arsip Dinas PU Pengairan Kenten, Palembang, Sumsel.
3) Laboratorium Lapang Terpadu (Model Area) Pasang Surut dan Lebak di berbagai Provinsi di Indonesia:
- Sumatera Selatan: Banyuasin (Tjg Lago, Teluk Payo, Telang, Saleh, Upang, Sugihan, Sembilang, Sako), OKI (Sp Padang, Pampangan, Pedamaran, Riding, Sugihan) Muba (Sungai Merang, Sungai Lilin), Kota Palembang (Lambidaro, Bendung, Jaka Baring)
- Jambi: Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muara Jambi
- Riau: Indragiri Hilir (Pulau Palas, Batang Tuaka, Sungai Undan, Tanjung Pasir)
- Kalimantan Selatan: Barito Kuala (Tekarang, Anjir Pasar)
- Kalimantan Barat: Kubu Raya, Pontianak, Sambas
- Kalimantan Timur: Paser, PPU
- Kalimantan Utara: Delta Kayan, Bulungan
- Dan pada lokasi-lokasi lainnya
4) Base-Camps – Kegiatan lapangan yang dilakukan di berbagai model area dilakukan di persawahan, perkebunan, HTI, tambak ataupun kondisi alami. Base-camps yang dapat digunakan tersebar di berbagai lokasi model area.
Rencana Aksi & Tindak Lanjut
Sambil melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan, konsolidasi dan upaya pengembangan sistem data informasi perlu terus dilakukan, mengingat persaingan untuk berada pada posisi diperhitungkan di tahun mendatang akan semakin sulit. Staf Pengajar, Peneliti, Pimpinan Unit Kerja, Badan Litbang, Instansi, Badan Perencana Pembangunan, Swasta, BUMN, NGO, Pengelola laboratorium hendaknya saling menyamakan visi dan misi pengembangan dan pengelolaan Daerah Rawa dan Pesisir guna mendapatkan hasil optimal secara berkelanjutan.
Pelaksana dan Pengelola
Sejak tahun 2000 Pusat Data Informasi Rawa dan Pesisir bekerja sama dengan berbagai Instansi dan Lembaga, diantaranya adalah Bappeda Provinsi/ Kabupaten, Balai Wilayah Sungai/ BPDAS, Kementrian/ Dinas PU terkait Pengairan/ Pertanian/ Perkebunan/ Perikanan Kelautan, Nakertrans, Kesehatan ,Ristek, BPPT RI , Rijkswaterstaat-Belanda, Unesco-IHE, Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta, Pusat Penelitian/ Balai Riset, Swasta/ BUMN, LSM, BULOG, BRI, BankS umselBabel, BATAN, KNI-ICID (INACID), HATHI, CREATE.
Pelaksanaan kegiatan secara kordinatif dilakukan oleh berbagai pelaku pembangunan/ pengelolaan Rawa dan Pesisir dengan menggunakan SDM atau Jaringan Pusdatainfo Rawa dan Pesisir yang ada di dalam maupun di luar negeri.